Metode Ilmu Dakwah Pespektif Orang Kuningan

MAKNA LAILATUL QODAR Oleh: Iis istiqomah Mahasiswi KPI UIN Walisongo, Semarang Bulan Ramadhan merupakan bulan seribu keberkahan, dimana para umat muslim sangat menantikannya. Bulan dimana pahala ibadah dilipat gandakan oleh Allah SWT, dosa-dosa dihapuskan serta pengampunan segala kesalahan. Sebagaimana hadits yang terdapat dalam ash-shahihani dari abuhurairah r.a dari Nabi Muhammad SAW, Beliau bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. “barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah sbhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Dalam bulan Ramadhan tentu tak asing lagi bagi kita mendengar kata malam seribu bulan atau dengan istilah lainnya yaitu Lailatul Qadar. Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat mulia yang terjadi disebuah malam pada bulan Ramadhan. Beberapa pendapat meyakini bahwa malam Lailatu Qadar terjadi pada saat sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan. Hal tersebut didasarkan pada hadits Nabi, bahwasanya Aisyah mengatakan “Rasulullah SAW beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan Beliau bersabda: ‘carilah malam Lailatul Qadar di (malam yang ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan’ ” (HR: Bukhari dan Musim) Dalam Al Qur’an juga dijelaskan batapa mulianya malam Lailatul Qadar , suatu malam yang didalamnya memiliki keutamaan serta keistimewaan yang luarbiasa, yaitu malam yang lebih baik dariada seribu bulan atau juga bisa disebut malam dengan penuh keberkahan. Malam lailatu qadar merupakan malam yang sangat baik, mulia dan utama dibandingkan dengan malam-malam pada hari biasanya sepanjang tahun. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT: شَهْرٍ أَلْفِ مِّنْ خَيْرٌ قَدْرِ لَيْلَةُ ا الْقَدْرِ لَيْلَةُ مَا أَدْرَاكَ وَمَا لْقَدْرِلَيْلَةِ فِي أَنزَلْنَاهُ إِنَّا “sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kamuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (Al-Qadar: 1-3) Sulaiman Al-Faifi dalam bukunya yang berjudul RINGKASAN FIKIH SUNNAH –SAYYID SABIQ- mengatakan bahwa arti dari surah Al-Qadar ayat 1-3 yaitu jika melakukan amalan-amalan seperti shalat tilawah, dan dzikir yang dikerjakan pada malam Qadar itun lebih baik daripada jika dikerjakan selama seribu bulan diluar malam Lailatul Qadar. Sejarah mengatakan malam Lailatul Qadar turun berawal dari kisah Bani Israil yang diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwasanya Rasulullah SAW bercerita kepada sahabatnya tentang bani israil yang sangat sholeh. Dalam asbabun Nuzul surah Al-Qadar ayat 1-3, Ibnu Abi Hatim dan al-Wahidi meriwayatkan yang bersumber dari Mujtahid bahwa Rasulullah SAW menyebut-nyebut bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslim mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan surat tersebut yang menegaskan bahwa satu malam Lailatul Qadar lebih baik daripada perjuangan bani israil selama seribu bulan itu. Adapun tanda-tanda turunnya Lailatul Qadar yaitu: 1. Udara dan suasana pagi tanpak begitu tenang dan damai . Hal itu dikisahkan oleh Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulallah SAW bersabda “Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas tidak pula terlalu dingin, esok harinya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” 2. Cahaya matahari bersinar cerah tetapi terasa melemah dan tidak terlalu berasa panas pada keesokan harinya. Dikisahkan dari Ubay bin Ka’ab ra, bahwasanya rasulallah SAW bersabda: “keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.” 3. Malam yang terang, tidak dingin, tidak berwarna, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang. 4. Mereka yang padamalam tersebut melakukan ibadah maka ibadahnya akan semakin terasa nikmat, mendapat ketenangan hati serta kenikmatan dalam bermunajat kepada Allah setra mendapat kesan yang berbeda, tidak seperti malam-malam lainnya. Sebagian orang ada yang mempercayai hal tersebut dan sebagian berpendapat bahwa hal tersebut sangatlah relatif tergantung keadaan cuaca mengingat keshahihan hadits yang memperkuatnya. Pada malam Lailatul Qadar juga Allah memberi beberapa keistimewaan yang diantaranya: 1. Lailtul Qadar merupakan waktu diturunkannya Al-Qur’an. Ibnu ‘abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah yang ada dilangit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403). 2. Lebih baik dari 1000 bulan. 3. Malam yang penuh keberkahan. Allah SWT berfirman مُنْذِرِينَ كُنَّا إِنَّا ةٍمُبَارَكَلَيْلَةٍ فِي أَنْزَلْنَاهُ إِنَّا “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhon: 3). 4. Malaikat dan Al-Ruh (malaikat jibril) turun pada malam itu. 5. Bersifat salam (penuh dengan kesejahteraan). 6. Malam dicatatnya takdir Tuhan. 7. Penghapusan dosa bagi orang-orang yang menghidupi malam tersebut. Sebagai seorang muslim, hendaklah kita perbanyak bersyukur karena Allah SWT sifat-sifat sempurnanya masih memberi kita kesempatan untuk menikmati indahnya dunia dan bertemu hari-hari istimewa Allah SWT. Kita manusia yang selalu jatuh pada lubang yang sama yang penuh dengan lumpur-lumpur dosa, atas kasih sayang Allah SWT yang selalu memberi kemudahan bagi hambaNya yang ingin beraubat untuk menghapus dosa dan mensucikan diri dari kemaksiatan. Sekiranya itu yang dapat penulis lampirkan, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan mampu memotifasi para pembaca untuk lebih semangat dalam beribadah lillahita’ala. Banyak kesalahan atau ketidak sempurnaan baik dalam segi penulisan maupun isi, penulis mohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya. Akhirul kalam